Sabtu, 06 Februari 2021

STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

 

STRUKTUR FISIK DAN BATIN DALAM PUISI

oleh:

Agus Harianto, M.Pd.


STRUKTUR FISIK

Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari :

1. Tipografi

Tipografi (perwajahan puisi) yaitu bentuk tatanan penulisan puisi, seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, rata kanan-kiri, bentuk tulisan yang kadang teratur, kadang zig zag, dan kalimat yang tak selalu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Seringkali seorang penyair kontemporer mengekspresikan gejolak perasaannya dengan menonjolkan aspek visual puisi di samping melalui kata-kata. Seperti puisi tipografi yang lebih mementingkan sisi visual pada puisi.

2. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata. Setiap karya sastra, entah puisi, prosa, novel, perlu memperhatikan pemilihan diksi yang tepat dengan cara memahami karakter diksi pada setiap jenis karya sastra yang berbeda-beda. Karena puisi cenderung bukan karya tulis naratif atau deskriptif, maka pilihan kata pada puisi musti diperhatikan secermat dan setepat mungkin karena memiliki kaitan erat pada makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

3. Imaji

Imaji adalah gambaran, kesan, atau apa yang ada dalam pikiran kita ketika kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji bisa berupa gambaran visual, suara, bau, rasa, atau kombinasi dari semua indra tersebut. Kalau didefinisikan, imaji (citraan) adalah kata-kata yang dapat mengungkapkan sebuah pengalaman indrawi seperti penglihatan (visual), pendengaran (auditif), atau perasaan (imaji taktil).

Termasuk puisi yang bagus, bagaimana seorang penulis puisi bisa memilih kata-kata yang bisa membangkitkan imajinasi para pembaca. Tanpa imaji, puisi akan terasa hambar dan mati. Imaji bisa dimunculkan dengan menghadirkan benda-benda konkret dengan memposisikannya dalam bentuk personifikasi atau metafora.

4. Kata Konkret

Dalam sastra, kita mengenal kata abstrak dan kata konkret dengan makna yang berlawanan. Kata abstrak lebih memerlukan pendalaman pemahaman karena sifatnya yang tidak nyata.

Berkebalikan dengan kata abstrak, kata konkret merupakan kata yang memiliki rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Ciri-cirinya, kata konkret memiliki makna yang bisa diraba, dirasa, didengar, dicium, atau dilihat. Dalam struktur puisi, kata konkret diperlukan karena memungkinkan membangkitkan imaji para pembaca. Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, imaji berguna untuk membuat sebuah puisi menjadi lebih hidup.

5. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif sama dengan majas, yaitu kata-kata yang bersifat konotatif untuk menimbulkan efek-efek tertentu. Pada puisi, majas banyak digunakan untuk memperindah pada aspek pemilihan kata. Selain itu, majas juga digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara memancing imajinasi pembaca dengan menggunakan kiasan untuk mewakili pikiran dan perasaan seorang penulis.

Ada banyak sekali jenis majas yang digunakan dalam karya sastra yang terdiri dari majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

6. Rima dan Irama

Rima dan irama dalam puisi akan membentuk keselarasan bunyi yang harmonis dan padu untuk membangun satu kesatuan makna yang utuh. Irama timbul karena pengulangan bunyi (rima) yang berturut-turut dan bervariasi.

 

Rima

Rima (persajakan) yaitu pengulangan bunyi yang teletak dalam larik sajak atau akhir sajak. Rima memiliki peran dalam menghadirkan keindahan puisi. Ada banyak jenis pola rima seperti a-b-a-b, a-a-b-b, atau yang lainnya.

 

Irama

Irama adalah permainan bunyi pada akhir kata, frasa, atau kalimat. Nada-nada pada puisi biasanya digunakan secara serentak dan berkesinambungan untuk membangun suara yang harmonis.

Ada namanya metrum, yaitu irama yang sifatnya tetap. Dalam metrum, pergantian irama sudah ditentukan antar baris atau alineanya. Tekanan nada tinggi rendah sudah di tentukan.

Vokal dan konsonan pada setiap akhir baris puisi sudah ditentukan. Suku kata pada akhir baris pun sudah ada polanya. Puisi yang menggunakan metrum yang ketat seperti tembang-tembang jawa dan macapat.

Ada namanya ritme, yaitu irama yang disebabkan perubahan nada tinggi rendah secara teratur. Berbeda dengan metrum yang sifatnya tetap, pola ritme tak selalu sama.

Ritme merupakan hasil kombinasi semua jenis nada, intonasi, dan tekanan sehingga menghasilkan suara yang harmonis.

 

STUKTUR BATIN

Berkebalikan dengan struktur fisik, struktur batin merupakan unsur pembangun puisi yang tidak nampak secara langsung pada penulisan puisi. Struktur batin puisi terdiri dari tema, rasa, nada, amanat.

1. Tema

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sarat akan pesan moral yang terbungkus dalam tema tertentu. Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair dalam puisi. Gagasan ini merupakan landasan pemikiran penyair dalam menciptakan karya puisi.

2. Rasa

Ketika menulis puisi, seorang penyair akan mengangkat satu tema dan pokok permasalahan. Rasa (feel) adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan pada puisi yang dibuat.

Pengungkapan suatu pokok permasalahan dan sikap terhadap permasalahan tersebut tidak bergantung pada kemampuan teknis dalam membuat puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosial dan psikologisnya.

3. Nada

Nada (tone) adalah sikap penyair kepada pembaca. Nada juga berkaitan dengan tema dan rasa, penyair bisa menyampaikan tema yang diangkat dengan nada menggurui, mendikte, mengajak, atau dengan nada sombong dan merendahkan pembaca.

4. Amanat

Amanat adalah pesan inti dari penyair yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi. Amanat menjadi dasar dan tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi tersebut.

 

Como Baixar