Rabu, 23 November 2022

SEBUAH ODE PADA HARI GURU NASIONAL

 

Perjalanan panjangku menjadi seorang guru tentu saja bukan sebuah ketidaksengajaan.

Telah kulalui banyak liku-liku pahit dan getirnya mengemban amanat ini.

Kalau diibaratkan sebuah roda yang terus berputar seperti cakra manggilingan, maka sudah kulalui kasar dan halusnya kerikil di jalan setapak,

sudah kurasakan betapa berbedanya antara atas dan bawah.

 

Berpuluh tahun perjalanan ini kutapaki.

Menggilas segala asa, segala suka, bahkan segala duka.

Beribu tombak jalanan berdebu, becek, bau kulalui dengan  tiada keluh karena memang tiada pilihan.

Sampai jalanan penuh bunga yang harum mewangi ibarat taman surga pun juga sudah pernah kulalui.

Kini aku telah kokoh berdiri di atas kedua kakiku sebagai pondasi hidup dan kehidupanku.

Kini semua telah berbeda, bahkan seakan tiada lagi lelucon negeri dongeng,

tiada lagi batang kapur putih dan berwarna yang menari-nari di atas papan berwarna hitam pekat.

 

Batu sabak telah berganti dengan media digital,

Kalau dulu aku benar-bemar menjadi satu-satunya sumber belajar,

kini aku hanya manjadi salah satu dari sekian banyak, puluhan, ratusan, bahkan ribuan sumber belajar di era ini.

Ada banyak hal yang berubah, kalau dulu akau boleh menjewer bahkan memukul untuk mendidik, sekarang tiada lagi kemampuan itu.

Kalau dulu kepada guru aku harus membungkuk menghormat,

sekarang anak-anak terbiasa meneriakkan namaku untuk memanggilku.

 

Kadang ada rasa pilu di hati ini.

Kadang ada duka mendalam di hati ini ketika melihat tiada lagi kewibawaan terpancar dari profesi ini.

Kadang ada rindu mengharu biru ketika teringat betapa perjalanan ini telah memupus habis semua kenangan masa silam.

Tapi apa pun wujud dan perubahan yang ada tiada pernah sedikit pun mengurangi rasa dan asa ini.

Tidak ada sedikit pun perasaan untuk manjadi pecundang.

 

Kami para guru di negeri ini telah bertekad tetap menjadi garda depan pendidikan di negeri ini.

Menjadi benteng terakhir dekadensi moral.

Menjadi air penyejuk kering kerontangnya jati diri dan kepribadian generasi bangsa di negeri ini.

Maka kalau masid ada gelap menyelimuti masa depan generasi ini,

kalau masih tertindas merdeka belajar nya komunitas ini,

biarlah kami menjadi sebongkah harapan karena kesetiaan kami pada profesi luhur.

 

Akhirnya kepada seluruh putra bangsa di negeri ini,

adalah pesan sederhana yang menjadi harapan kami.

Jadilah insan cendikia yang berakhlak dan berbudaya.

Jadikan bangsa ini besar dan bangga dengan segala pekertimu.

Selamat dan sukseslah semua harapan demi guru bangsamu.


oleh: Agus Harianto, M.Pd.

Kamis, 25 Agustus 2022

 

GURU ITU ADALAH KURIKULUM YANG SESUNGGUHNYA

Oleh

 Agus Harianto, M.Pd.

Perjalanan panjang sejarah pendidikan di Indonesia telah menunjukkan betapa pemerintah telah melakukan upaya yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengejar ketertinggalan dari negera lain. Pergantian kurikulum yang terjadi hampir dalam setiap dasawarsa telah menjadi bukti pencarian bentuk jati diri pendidikan Indonesia pada masa depan. Perkembangan global menjadi landasan perubahan dan penyesuaian kurikulum nasional. Proses pembelajaran dan penilaian di sekolah yang harus berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah kadang harus mengalami goncangan, dalam arti harus selalu mengalami penyesuaian. Dalam kondisi ini memang tidak bisa dipungkiri akan terjadi kesenjangan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain, karena pemaknaan dan persepsi yang berbeda. Sementara itu setiap terjadi pergantian kurikulum pasti sekolah juga harus melaksanakan dua kurikulum sekaligus karena masa pemberlakuan kurikulum harus dilakukan tingkatan tertentu.

Ketertinggalan kita dalam PISA, rendahnya literasi dan numerasi dasar sangat mungkin merupakan latar belakang pengambilan kebijakan bidang pendidikan ini. Pergeseran dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan ini tentu saja harus disikapi secara positif dan tidak dijadikan sebagai bahan perdebatan yang tiada berujung pangkal. Apa pun wujud kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Kemendikbudristek pasti sudah melewati berbagai macam pertimbangan dan uji kelayakan. Maka sudah semestinya jika kita memberikan dukungan dalam arti melaksanakan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kemendikbudristek  mengunggah banyak kebijakan baru melalui merdeka belajar. Dunia pendidikan Indonesia benar-benar mengalami guncangan  yang cukup membuat banyak orang tersengat. Keterkejutan yang bersifat kolosal ini tidak hanya dialami oleh praktisi pendidikan saja, melainkan semua stake holder juga merasakannya. Banyak pihak merasakan betapa perubahan karena kebijakan yang diambil oleh kementerian mampu membuat sebuah momen baru yang tampaknya akan merujuk pada perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan. Sangat mungkin terjadi perubahan kurikulum yang memang sudah waktunya mengalami penyesuaian. Dalam hal ini Kurikulum Merdeka menjadi isu menarik untuk menjadi bahan kajian dan analisis.

Berbagai persiapan yang dilakukan pemerintah dalam upaya penyesuaian atau perubahan kurikulum terus-meneris dilakukan. Platform Merdeka Mengajar merupakan salah satu dari bagian penting yang mewarnai dinamika bidang pendidikan ini. Platform Merdeka Mengajar benar-benar mampu membantu guru untuk belajar secara mandiri semua konsep yang berkaitan Kurikulum Merdeka. Kebiasaan melakukan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 menjadikan guru lebih terbiasa dengan berbagai jenis platform pembelajaran. Kondisi ini benar-benar membuka peluang pemikiran dan pandangan baru bagi semua orang terutama yang berkecimpung langsung dalam dunia pendidikan.

Menjadi guru di Indonesia ini memang unik, sangat kompleks tugas yang harus diemban baik secara adminitratif maupun dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dalam hal pembelajaran, kelengkapan adminitrasi merupakan tuntutan profesional yang harus dipenuhi mulai dari melaksanakan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, merancang silabus, membuat program tahunan/semester, mengembangkan RPP/modul, menulis soal sampai dengan mengadakan berbagai macam analisis berkaitan dengan pembelajaran dan penilaian. Di dalam kelas, seorang guru dituntut selain dapat bersikap sangat profesional sebagai pengajar juga harus mampu melaksanakan proses pendidikan yang tidak mudah dalam kondisi yang sangat beragam bergantung dengan perbedaan karakteristik daerah dan peserta didik.

Kenyataan ini menunjukkan betapa sebenarnya guru merupakan profesi yang sungguh unik dan sangat kompleks permasalahan yang harus dihadapinya. Berbagai macam kebijakan dan tuntutan yang kadang saling bertolak belakang memerlukan daya pikir yang tinggi dan penyikapan yang sangat arif. Kompleksitas dan kontroversi dalam profesi guru merupakan bentuk nyata betapa uniknya sebenarnya profesi seorang guru. Akan lebih unik dan cenderung memprihatinkan jika kita sedikit membuka cakrawala kenyataan pendidikan di daerah pedalaman dan tertinggal.

Guru tidak mungkin hanya sekadar menyampaikan materi di dalam kelas dan selesai. Keberadaan seorang guru di kelas merupakan salah satu bagian saja dalam tugas profesi guru. Kelas dalam sudut pandang seorang guru tentunya bukan sekedar yang dibatasi oleh dinding, ukuran luas sebuah bangunan yang dilengkapi dengan papan tulis, meja kursi, dan berbagai properti lainnya, melainkan sudah dalam pengertian yang sangat luas. Sebuah tempat yang nyaman untuk belajar bagi sekelompok peserta didik misalnya taman sekolah, perpustakaan, bahkan kantin sekolah pun bisa dikatakan sebuah kelas. Di sinilah terkuak kenyataan bahwa guru sejatinya merupakan kurikulum yang sebenarnya.

Di antara padatnya tugas pembelajaran, pembimbingan, dan adminitrasi, guru masih harus senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan dan menyisipkan nilai-nilai pendidikan dalam segala bentuk yang memungkinkan. Lepas dari tugas-tugas tersebut masih ada lagi hal yang tidak bisa diabaikan adalah jika seorang guru mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, wali kelas, dll. Tentu saja hal tersebut merupakan bagian dari tugas professional yang memang harus diemban dengan baik.

Tuntutan kompetensi seorang guru memang cukup kompleks, meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Kompetensi tersebut melekat pada diri guru dalam pemenuhan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini tentu saja tidak semuanya bisa diketahui dan dimengerti oleh orang tua/wali. Masih banyak yang menganggap bahwa profesi guru adalah profesi yang mudah dan tidak menjadi pilihan utama.

Ketika pandemi covid-19 melanda dunia dan kebijakan pembelajaran jarak jauh digulirkan oleh pemerintah, orang tua/wali mulai menyadari ternyata untuk menjalani profesi sebagai seorang guru bukanlah hal yang mudah. Orang tua/wali di rumah hanya mendampingi putra-putrinya ketika sedang belajar secara online, tidak perlu memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan kompetensi guru. Ternyata yang terjadi banyak sekali keluhan tentang sulit dan beratnya mendampingi anak-anak dalam belajar di rumah. Secara umum memang mendampingi anak-anak belajar terutama untuk anak-anak tingkat dasar sangat sulit karena mereka belum memiliki kemampuan dasar dan rasa tanggung jawab kuat. Namun demikian bukan berarti anak-anak tingkat lanjutan tidak perlu mendapat perhatian dan pendampingan orang tua/wali.

Pada akhirnya kita harus menyadari bahwa semua hal yang merupakan bentuk-bentuk perubahan atau pembaharuan harus bisa disikapi secara bijak. Bukan malah bertindak secara apriori dengan menentang dan menolak semua hal baru, melainkan harus berusaha untuk memberikan kan makna yang baik dan menguntungkan semua pihak. Dengan berusaha melakukan analisis perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, kita akan mendapatkan sebuah titik temu dan benang merah yang menarik. Dengan berpihak kepada anak, melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan akan tercapai student wellbeing.

Dalam perkembangannya seorang guru memang harus menjadi figur yang serba bisa. Kompetensi seorang guru kadang dianggap sangat tidak masuk akal. Beberapa dekade yang lalu terdapat pemeo di masyarakat bahwa guru itu sama halnya dengan kamus berjalan. Dalam hal ini profesi seorang guru dianggap identik dengan kemampuan yang luar biasa, menguasai segala macam hal. Guru menjadi tempat tujuan untuk bertanya dan mencari solusi. Jika hal ini benar-benar sesuai dengan kenyataan, yaitu bahwa guru memang menguasai berbagai macam kompetensi, maka sudah selayaknya terdapat apresisasi luar biasa terhadap profesi ini. Namun pada kenyataannya sebagai pengemban profesi ini juga seorang manusia yang penuh dengan keterbatasan. Apalagi jika kita tinjau dengan sungguh-sungguh, ternyata profesi guru secara normal juga tidak mungkin menguasai segala kompetensi. Namun seorang guru memang harus memiliki daya literasi yang kuat. Dengan literasi yang kuat inilah pemeo bahwa guru adalah kamus berjalan bisa dibuktikan kebenarannya dalam arti guru mempunyai daya literasi yang bagus sehingga mempunyai banyak informasi.

Dalam bidang pembelajaran sebenarnya guru adalah segalanya. Apa pun kurikulum yang berlaku, tetap guru adalah tokoh utamanya. Dengan demikian sebenarnya tidak akan ada masalah sama sekali ketika terjadi perubahan kurikulum. Seperti apa pun juga kurikulum yang dilaksanakan, guru tetap menjadi tokoh sentralnya. Pembelajaran memang harus berpihak kepada siswa, namun tetap saja sutradara di dalam kelas pembelajaran adalah guru. Ibarat sebuah pementasan drama, guru dalam proses pembelejaran adalah sutradara, penulis skenario, artis, sekaligus produsernya. Maka betapa kita bisa membayangkan bagaimanaperan seorang guru sebenarnya dalam prose pembelajaran. Bahkan seperti seperti disampaikan oleh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Muhadjir Effendy, bahwa kurikulum yang sesungguhnya itu adalah guru. Totalitas kehadiran guru baik secara fisik maupun psikis adalah bagian dari kurikulum.

Menyikapi hal ini maka diperlukan SDM guru yang sangat handal untuk bisa mengantarkan peserta didik menjadi generasi penerus bangsa, generasi emas 2045, generasi yang sesuai dengan harapan dan cita-cita bersama yaitu menjadi bangsa yang besar dalam arti sesungguhnya. SDM guru yang baik tentunya sesuai dengan empat kompetensi yang memang menjadi kemampuan dasar dari seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dengan kompetensi guru yang unggul, tidak akan ada dampak negatif dari perubahan kurikulum dalam proses pembelajaran. Guru yang handal akan mampu menyeseuiakan diri dengan befbagai pola dan perubahan. Namun secara manusiawi, guru tetap berharap tidak terdapat perubahan kurikulum secara frontal. Bagaimanapun, tetap akan lebih manusiawi jika perubahan terjadi secara bertahap dan mengalir sehingga bisa diikukti oleh semua pihak dengan baik.

Guru adalah kurikulum itu sendiri merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya. Namun sangat mungkin terjadi hal-hal di luar dugaan. Kurikulum telah berganti dua atau tiga kali dalam sebuah periode, namun cara guru mengajarkan  materi, bahkan materi yang disampaikan dipilih hanya sesuai dengan kesiapan, kesenangan, atau materi yang  dikuasai oleh guru yang bersangkutan. Jika hal ini benar-benar terjadi maka sungguh sangat disayangkan karena tujuan perubahan kurikulum pada dasarnya adalah untuk menyesuaikankan dengan perkembangan global dan tuntutan kebutuhan peserta didik. Hal ini tentu saja bertentangan dengan yang dimaksud bahwa guru adalah kurikulum itu sendiri.

Memang guru memiliki otoritas dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Kebebasan guru berekspresi di dalam kelas tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau siapa pun juga. Namun tentu saja semua kebebasan tersebut harus merupakan kebebasan terbatas dan bertanggung jawab bukan merupakan kebebasan mutlak yang justru akan merugikan banyak pihak. Kebebasan tersebut tentu saja akan selaras dengan pembaruan yang telah diunggah oleh Kemendikbudristek melalui Kurikulum Merdeka dengan Platform Merdeka Mengajarnya. Di sinilah guru benar-benar mendapat kesempatan untuk mengekspresikan segala bentuk ide cemerlangnya dan berbagi bersama seluruh guru  dengan semua komunitasnya.

Terlepas dari semua hal di atas, tentu saja kita harus mampu menyaring informasi tantang perkembangan dan percepatan pemulihan pendidikan di Indonesia ini  dengan sangat bijak. Pro dan kontra tentang perkembangan dan pembaruan tersebut dapat dipastikan menjadi bahan pembicaraan yang menarik dan unik dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Kebijakan kita mengambil sikap di antara kericuhan pro dan kontra akan menunjukkan kebesaran hati, keikhlasan hati, dan kejernihan pikir kita untuk tetap berprinsip bahwa mengantarkan peserta didik sebagai generasi penerus adalah di atas segalanya. Dengan semangat seperti itu akan ada jaminan bahwa pendidikan kita akan mampu mengantarkan Indonesia menuju 2045 (Generasi Emas 2045).

Lantas bagaimanakah yang dimaksud dengan bahwa guru itu adalah kurikulum itu sendiri? Sebagaimana telah diuraikan di atas, guru merupakan bagian dari kurikulum tersebut. Guru merupakan bagian paling penting  dari perkembangan kurikulum. Guru menjadi subjek dalam kurikulum, apa pun yang dilakukan guru untuk menerjemahkan tuntutan kurikulum pada dasarnya merupakan manivestasi bahwa guru sebenarnya adalah kurikulum itu sendiri. Semakin lengkap kompetensi seorang guru, maka akan semakin matang pula konsep kurikulum yang dirancang untuk pembelajaran bagi peserta didiknya.

Nah, selanjutnya benar-benar akan bergantung kepada kita sebagai seorang guru. Apakah kita hanya cukup menjadi kurikulum yang biasa-biasa saja, menjadi bermartabat, menjadi bermartabat dengan segla prestasi, atau akan benar-benar berusaha menjadi luar biasa? Semakin kompleks pemahaman kita terhadap sebuah kurikulum, maka semakin luar biasa perolehan kita dalam mengembangkan kurikulum yang berdampak pada capaian peserta didik. Demikian pula sebaliknya, semakin sederhana pemahaman kita terhadap konsep kurikulum dapat dipastikan akan terjadi distori yang panjang antara peserta didik.

 

Selasa, 25 Januari 2022

 

BAGAIMANA MERANCANG SEBUAH CERITA?

Disarikan oleh: Agus Harianto, M.Pd.

 

Rumuskan Ide Utama Cerita

Setelah tahu genre cerita yang ingin digeluti, maka buatlah alternatif ide yang ada di benakmu, lalu tulis dan seleksi ide-ide yang ada. Kemudian dari satu ide tersebut, rumuskan dalam satu kalimat berstruktur lengkap untuk memudahkan penyortiran. Tidak semua ide harus diubah menjadi cerita.

Tentukan Tokoh Utama

Agar cerita tak melebar ke mana-mana, pastikan sudah menentukan siapa tokoh utama dan karakter tokoh yang akan ditonjolkan, sebagai awal dari karakterisasi yang kuat. Karena tokoh utama sebagai penggerak dalam sebuah cerita.


Buat Plot Besar

Simpelnya, membuat kerangka plot itu bagaimana kejadian utama di awal, tengah, dan akhir. Jangan berpikir untuk membuat cerita yang mengalir begitu saja, karena membuat plot sangat bermanfaat untuk kelancaran proses kreatif.


Mulai Menulis

Mulailah menulis novel terlebih dahulu. Masalah penyuntingan bisa dilakukan setelahnya. Utamakan dahulu menyusun kisah, dengan bebas dan mengeksplorasi gaya berceritamu dari waktu ke waktu.

Kamu bisa memulai dari mana saja, tidak harus bab pertama. Menulis dengan cara mengalir tanpa kekangan, namun tetap mengaplikasikan prinsip dan pijakan yang jelas, yakni plot besar yang sudah dibuat. Disarankan mulai menulis dari bab dan struktur plot yang ingin kamu buat lebih dulu.

Setting Cerita

Tetapkan setting waktu dan tempat. Gambarkan setting yang pentingnya untuk mendukung pengembangan cerita novel yang kamu buat. Gambarkan setting tersebut agar menarik pembaca seolah mengalami apa yang tokoh alami dalam cerita tersebut

.
Buat Dialog yang Penuh Arti

Tulis dialog yang penting dan punya tujuan, langsung pada masalah, langsung menjelaskan, tidak berputar-putar, tidak bertele-tela, dan tidak hambar.


Klimaks pada Novel

Mengarahkan klimaks pada novel yang kamu buat juga termasuk hal penting. Klimaks menjadi titik balik pada cerita dan bagian yang paling dramatis dari cerita.

Klimaks dibuat ketika protagonis memahami apa yang sebaiknya dilakukan, atau menyadari tindakan terbaik yang seharusnya diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskannya mengambil tindakan terbaik, yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.

 

Menentukan Point of View

Jangan lupa menentukan sudut pandang pengarang. Tentukan denga sungguh-sungguh kalian akan mempergunakan akuan sertaan, akuan taksertaan, diaan terbatas, atau diaan serbatahu.




Sumber: 
https://wolipop.detik.com/worklife/d-4761126/7-cara-membuat-novel-bagi-pemula.

Sabtu, 06 Februari 2021

STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

 

STRUKTUR FISIK DAN BATIN DALAM PUISI

oleh:

Agus Harianto, M.Pd.


STRUKTUR FISIK

Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari :

1. Tipografi

Tipografi (perwajahan puisi) yaitu bentuk tatanan penulisan puisi, seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, rata kanan-kiri, bentuk tulisan yang kadang teratur, kadang zig zag, dan kalimat yang tak selalu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Seringkali seorang penyair kontemporer mengekspresikan gejolak perasaannya dengan menonjolkan aspek visual puisi di samping melalui kata-kata. Seperti puisi tipografi yang lebih mementingkan sisi visual pada puisi.

2. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata. Setiap karya sastra, entah puisi, prosa, novel, perlu memperhatikan pemilihan diksi yang tepat dengan cara memahami karakter diksi pada setiap jenis karya sastra yang berbeda-beda. Karena puisi cenderung bukan karya tulis naratif atau deskriptif, maka pilihan kata pada puisi musti diperhatikan secermat dan setepat mungkin karena memiliki kaitan erat pada makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

3. Imaji

Imaji adalah gambaran, kesan, atau apa yang ada dalam pikiran kita ketika kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji bisa berupa gambaran visual, suara, bau, rasa, atau kombinasi dari semua indra tersebut. Kalau didefinisikan, imaji (citraan) adalah kata-kata yang dapat mengungkapkan sebuah pengalaman indrawi seperti penglihatan (visual), pendengaran (auditif), atau perasaan (imaji taktil).

Termasuk puisi yang bagus, bagaimana seorang penulis puisi bisa memilih kata-kata yang bisa membangkitkan imajinasi para pembaca. Tanpa imaji, puisi akan terasa hambar dan mati. Imaji bisa dimunculkan dengan menghadirkan benda-benda konkret dengan memposisikannya dalam bentuk personifikasi atau metafora.

4. Kata Konkret

Dalam sastra, kita mengenal kata abstrak dan kata konkret dengan makna yang berlawanan. Kata abstrak lebih memerlukan pendalaman pemahaman karena sifatnya yang tidak nyata.

Berkebalikan dengan kata abstrak, kata konkret merupakan kata yang memiliki rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Ciri-cirinya, kata konkret memiliki makna yang bisa diraba, dirasa, didengar, dicium, atau dilihat. Dalam struktur puisi, kata konkret diperlukan karena memungkinkan membangkitkan imaji para pembaca. Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, imaji berguna untuk membuat sebuah puisi menjadi lebih hidup.

5. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif sama dengan majas, yaitu kata-kata yang bersifat konotatif untuk menimbulkan efek-efek tertentu. Pada puisi, majas banyak digunakan untuk memperindah pada aspek pemilihan kata. Selain itu, majas juga digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara memancing imajinasi pembaca dengan menggunakan kiasan untuk mewakili pikiran dan perasaan seorang penulis.

Ada banyak sekali jenis majas yang digunakan dalam karya sastra yang terdiri dari majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

6. Rima dan Irama

Rima dan irama dalam puisi akan membentuk keselarasan bunyi yang harmonis dan padu untuk membangun satu kesatuan makna yang utuh. Irama timbul karena pengulangan bunyi (rima) yang berturut-turut dan bervariasi.

 

Rima

Rima (persajakan) yaitu pengulangan bunyi yang teletak dalam larik sajak atau akhir sajak. Rima memiliki peran dalam menghadirkan keindahan puisi. Ada banyak jenis pola rima seperti a-b-a-b, a-a-b-b, atau yang lainnya.

 

Irama

Irama adalah permainan bunyi pada akhir kata, frasa, atau kalimat. Nada-nada pada puisi biasanya digunakan secara serentak dan berkesinambungan untuk membangun suara yang harmonis.

Ada namanya metrum, yaitu irama yang sifatnya tetap. Dalam metrum, pergantian irama sudah ditentukan antar baris atau alineanya. Tekanan nada tinggi rendah sudah di tentukan.

Vokal dan konsonan pada setiap akhir baris puisi sudah ditentukan. Suku kata pada akhir baris pun sudah ada polanya. Puisi yang menggunakan metrum yang ketat seperti tembang-tembang jawa dan macapat.

Ada namanya ritme, yaitu irama yang disebabkan perubahan nada tinggi rendah secara teratur. Berbeda dengan metrum yang sifatnya tetap, pola ritme tak selalu sama.

Ritme merupakan hasil kombinasi semua jenis nada, intonasi, dan tekanan sehingga menghasilkan suara yang harmonis.

 

STUKTUR BATIN

Berkebalikan dengan struktur fisik, struktur batin merupakan unsur pembangun puisi yang tidak nampak secara langsung pada penulisan puisi. Struktur batin puisi terdiri dari tema, rasa, nada, amanat.

1. Tema

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sarat akan pesan moral yang terbungkus dalam tema tertentu. Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair dalam puisi. Gagasan ini merupakan landasan pemikiran penyair dalam menciptakan karya puisi.

2. Rasa

Ketika menulis puisi, seorang penyair akan mengangkat satu tema dan pokok permasalahan. Rasa (feel) adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan pada puisi yang dibuat.

Pengungkapan suatu pokok permasalahan dan sikap terhadap permasalahan tersebut tidak bergantung pada kemampuan teknis dalam membuat puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosial dan psikologisnya.

3. Nada

Nada (tone) adalah sikap penyair kepada pembaca. Nada juga berkaitan dengan tema dan rasa, penyair bisa menyampaikan tema yang diangkat dengan nada menggurui, mendikte, mengajak, atau dengan nada sombong dan merendahkan pembaca.

4. Amanat

Amanat adalah pesan inti dari penyair yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi. Amanat menjadi dasar dan tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi tersebut.

 

Como Baixar