AKU CINTA INDONESIAKU
Perubahan yang demikian cepat dan dramatis kadang membuat sebagian dari kita merasa tertinggal sangat jauh. Maka informasi dan komunikasi menjadi jawaban yang sangat tepat untuk mengatasi semua permasalahan tersebut. Bagaimanapun kita tidak mungkin bisa mengingkari setiap perubahan yang terjadi. Ayo semangat untuk ikut menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan generasi penerus Indonesia Emas
Selasa, 29 November 2022
Rabu, 23 November 2022
SEBUAH ODE PADA HARI GURU NASIONAL
Perjalanan panjangku menjadi seorang guru tentu saja bukan sebuah ketidaksengajaan.
Telah
kulalui banyak liku-liku pahit dan getirnya mengemban amanat ini.
Kalau
diibaratkan sebuah roda yang terus berputar seperti cakra manggilingan, maka
sudah kulalui kasar dan halusnya kerikil di jalan setapak,
sudah
kurasakan betapa berbedanya antara atas dan bawah.
Berpuluh
tahun perjalanan ini kutapaki.
Menggilas
segala asa, segala suka, bahkan segala duka.
Beribu
tombak jalanan berdebu, becek, bau kulalui dengan tiada keluh karena memang tiada pilihan.
Sampai
jalanan penuh bunga yang harum mewangi ibarat taman surga pun juga sudah pernah
kulalui.
Kini
aku telah kokoh berdiri di atas kedua kakiku sebagai pondasi hidup dan
kehidupanku.
Kini
semua telah berbeda, bahkan seakan tiada lagi lelucon negeri dongeng,
tiada
lagi batang kapur putih dan berwarna yang menari-nari di atas papan berwarna
hitam pekat.
Batu
sabak telah berganti dengan media digital,
Kalau
dulu aku benar-bemar menjadi satu-satunya sumber belajar,
kini
aku hanya manjadi salah satu dari sekian banyak, puluhan, ratusan, bahkan
ribuan sumber belajar di era ini.
Ada
banyak hal yang berubah, kalau dulu akau boleh menjewer bahkan memukul untuk
mendidik, sekarang tiada lagi kemampuan itu.
Kalau
dulu kepada guru aku harus membungkuk menghormat,
sekarang
anak-anak terbiasa meneriakkan namaku untuk memanggilku.
Kadang
ada rasa pilu di hati ini.
Kadang
ada duka mendalam di hati ini ketika melihat tiada lagi kewibawaan terpancar
dari profesi ini.
Kadang
ada rindu mengharu biru ketika teringat betapa perjalanan ini telah memupus
habis semua kenangan masa silam.
Tapi
apa pun wujud dan perubahan yang ada tiada pernah sedikit pun mengurangi rasa
dan asa ini.
Tidak
ada sedikit pun perasaan untuk manjadi pecundang.
Kami
para guru di negeri ini telah bertekad tetap menjadi garda depan pendidikan di
negeri ini.
Menjadi
benteng terakhir dekadensi moral.
Menjadi
air penyejuk kering kerontangnya jati diri dan kepribadian generasi bangsa di
negeri ini.
Maka
kalau masid ada gelap menyelimuti masa depan generasi ini,
kalau
masih tertindas merdeka belajar nya komunitas ini,
biarlah
kami menjadi sebongkah harapan karena kesetiaan kami pada profesi luhur.
Akhirnya
kepada seluruh putra bangsa di negeri ini,
adalah
pesan sederhana yang menjadi harapan kami.
Jadilah
insan cendikia yang berakhlak dan berbudaya.
Jadikan
bangsa ini besar dan bangga dengan segala pekertimu.
Selamat
dan sukseslah semua harapan demi guru bangsamu.
oleh: Agus Harianto, M.Pd.
Kamis, 25 Agustus 2022
GURU ITU ADALAH
KURIKULUM YANG SESUNGGUHNYA
Oleh
Agus Harianto, M.Pd.
Perjalanan panjang sejarah pendidikan di Indonesia telah menunjukkan betapa pemerintah telah melakukan upaya yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengejar ketertinggalan dari negera lain. Pergantian kurikulum yang terjadi hampir dalam setiap dasawarsa telah menjadi bukti pencarian bentuk jati diri pendidikan Indonesia pada masa depan. Perkembangan global menjadi landasan perubahan dan penyesuaian kurikulum nasional. Proses pembelajaran dan penilaian di sekolah yang harus berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah kadang harus mengalami goncangan, dalam arti harus selalu mengalami penyesuaian. Dalam kondisi ini memang tidak bisa dipungkiri akan terjadi kesenjangan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain, karena pemaknaan dan persepsi yang berbeda. Sementara itu setiap terjadi pergantian kurikulum pasti sekolah juga harus melaksanakan dua kurikulum sekaligus karena masa pemberlakuan kurikulum harus dilakukan tingkatan tertentu.
Ketertinggalan
kita dalam PISA, rendahnya literasi dan numerasi dasar sangat mungkin merupakan
latar belakang pengambilan kebijakan bidang pendidikan ini. Pergeseran dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan ini tentu saja harus
disikapi secara positif dan tidak dijadikan sebagai bahan perdebatan yang tiada
berujung pangkal. Apa pun wujud kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dalam
hal ini adalah Kemendikbudristek pasti sudah melewati berbagai macam
pertimbangan dan uji kelayakan. Maka sudah semestinya jika kita memberikan
dukungan dalam arti melaksanakan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Kemendikbudristek
mengunggah banyak kebijakan baru melalui
merdeka belajar. Dunia pendidikan Indonesia benar-benar mengalami
guncangan yang cukup membuat banyak
orang tersengat. Keterkejutan yang bersifat kolosal ini tidak hanya dialami
oleh praktisi pendidikan saja, melainkan semua stake holder juga merasakannya. Banyak pihak merasakan betapa
perubahan karena kebijakan yang diambil oleh kementerian mampu membuat sebuah
momen baru yang tampaknya akan merujuk pada perubahan kurikulum. Perubahan
kurikulum merupakan sebuah keniscayaan. Sangat mungkin terjadi perubahan
kurikulum yang memang sudah waktunya mengalami penyesuaian. Dalam hal ini Kurikulum
Merdeka menjadi isu menarik untuk menjadi bahan kajian dan analisis.
Berbagai
persiapan yang dilakukan pemerintah dalam upaya penyesuaian atau perubahan
kurikulum terus-meneris dilakukan. Platform Merdeka Mengajar merupakan salah
satu dari bagian penting yang mewarnai dinamika bidang pendidikan ini. Platform
Merdeka Mengajar benar-benar mampu membantu guru untuk belajar secara mandiri
semua konsep yang berkaitan Kurikulum Merdeka. Kebiasaan melakukan pembelajaran
jarak jauh selama masa pandemi covid 19 menjadikan guru lebih terbiasa
dengan berbagai jenis platform pembelajaran. Kondisi ini benar-benar membuka
peluang pemikiran dan pandangan baru bagi semua orang terutama yang
berkecimpung langsung dalam dunia pendidikan.
Menjadi
guru di Indonesia ini memang unik, sangat kompleks tugas yang harus diemban
baik secara adminitratif maupun dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dalam
hal pembelajaran, kelengkapan adminitrasi merupakan tuntutan profesional yang
harus dipenuhi mulai dari melaksanakan analisis kompetensi inti dan kompetensi
dasar, merancang silabus, membuat program tahunan/semester, mengembangkan RPP/modul,
menulis soal sampai dengan mengadakan berbagai macam analisis berkaitan dengan
pembelajaran dan penilaian. Di dalam kelas, seorang guru dituntut selain dapat
bersikap sangat profesional sebagai pengajar juga harus mampu melaksanakan
proses pendidikan yang tidak mudah dalam kondisi yang sangat beragam bergantung
dengan perbedaan karakteristik daerah dan peserta didik.
Kenyataan
ini menunjukkan betapa sebenarnya guru merupakan profesi yang sungguh unik dan sangat
kompleks permasalahan yang harus dihadapinya. Berbagai macam kebijakan dan
tuntutan yang kadang saling bertolak belakang memerlukan daya pikir yang tinggi
dan penyikapan yang sangat arif. Kompleksitas dan kontroversi dalam profesi
guru merupakan bentuk nyata betapa uniknya sebenarnya profesi seorang guru.
Akan lebih unik dan cenderung memprihatinkan jika kita sedikit membuka
cakrawala kenyataan pendidikan di daerah pedalaman dan tertinggal.
Guru tidak
mungkin hanya sekadar menyampaikan materi di dalam kelas dan selesai.
Keberadaan seorang guru di kelas merupakan salah satu bagian saja dalam tugas
profesi guru. Kelas dalam sudut pandang seorang guru tentunya bukan sekedar
yang dibatasi oleh dinding, ukuran luas sebuah bangunan yang dilengkapi dengan
papan tulis, meja kursi, dan berbagai properti lainnya, melainkan sudah dalam
pengertian yang sangat luas. Sebuah tempat yang nyaman untuk belajar bagi
sekelompok peserta didik misalnya taman sekolah, perpustakaan, bahkan kantin
sekolah pun bisa dikatakan sebuah kelas. Di sinilah terkuak kenyataan bahwa
guru sejatinya merupakan kurikulum yang sebenarnya.
Di
antara padatnya tugas pembelajaran, pembimbingan, dan adminitrasi, guru masih
harus senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan dan menyisipkan nilai-nilai
pendidikan dalam segala bentuk yang memungkinkan. Lepas dari tugas-tugas
tersebut masih ada lagi hal yang tidak bisa diabaikan adalah jika seorang guru mendapat
tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah, kepala perpustakaan, kepala
laboratorium, wali kelas, dll. Tentu saja hal tersebut merupakan bagian dari
tugas professional yang memang harus diemban dengan baik.
Tuntutan
kompetensi seorang guru memang cukup kompleks, meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut merupakan
satu kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Kompetensi
tersebut melekat pada diri guru dalam pemenuhan tugas pokok dan fungsinya. Hal
ini tentu saja tidak semuanya bisa diketahui dan dimengerti oleh orang
tua/wali. Masih banyak yang menganggap bahwa profesi guru adalah profesi yang
mudah dan tidak menjadi pilihan utama.
Ketika
pandemi covid-19 melanda dunia dan kebijakan pembelajaran jarak jauh
digulirkan oleh pemerintah, orang tua/wali mulai menyadari ternyata untuk
menjalani profesi sebagai seorang guru bukanlah hal yang mudah. Orang tua/wali
di rumah hanya mendampingi putra-putrinya ketika sedang belajar secara online, tidak perlu memperhatikan segala
hal yang berkaitan dengan kompetensi guru. Ternyata yang terjadi banyak sekali
keluhan tentang sulit dan beratnya mendampingi anak-anak dalam belajar di
rumah. Secara umum memang mendampingi anak-anak belajar terutama untuk
anak-anak tingkat dasar sangat sulit karena mereka belum memiliki kemampuan
dasar dan rasa tanggung jawab kuat. Namun demikian bukan berarti anak-anak
tingkat lanjutan tidak perlu mendapat perhatian dan pendampingan orang
tua/wali.
Pada
akhirnya kita harus menyadari bahwa semua hal yang merupakan bentuk-bentuk
perubahan atau pembaharuan harus bisa disikapi secara bijak. Bukan malah
bertindak secara apriori dengan menentang dan menolak semua hal baru, melainkan
harus berusaha untuk memberikan kan makna yang baik dan menguntungkan semua
pihak. Dengan berusaha melakukan analisis perbandingan antara Kurikulum 2013
dan Kurikulum Merdeka, kita akan mendapatkan sebuah titik temu dan benang merah
yang menarik. Dengan berpihak kepada anak, melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi diharapkan akan tercapai student wellbeing.
Dalam
perkembangannya seorang guru memang harus menjadi figur yang serba bisa. Kompetensi
seorang guru kadang dianggap sangat tidak masuk akal. Beberapa dekade yang lalu
terdapat pemeo di masyarakat bahwa guru itu sama halnya dengan kamus berjalan.
Dalam hal ini profesi seorang guru dianggap identik dengan kemampuan yang luar
biasa, menguasai segala macam hal. Guru menjadi tempat tujuan untuk bertanya dan
mencari solusi. Jika hal ini benar-benar sesuai dengan kenyataan, yaitu bahwa
guru memang menguasai berbagai macam kompetensi, maka sudah selayaknya terdapat
apresisasi luar biasa terhadap profesi ini. Namun pada kenyataannya sebagai
pengemban profesi ini juga seorang manusia yang penuh dengan keterbatasan.
Apalagi jika kita tinjau dengan sungguh-sungguh, ternyata profesi guru secara
normal juga tidak mungkin menguasai segala kompetensi. Namun seorang guru
memang harus memiliki daya literasi yang kuat. Dengan literasi yang kuat inilah
pemeo bahwa guru adalah kamus berjalan bisa dibuktikan kebenarannya dalam arti
guru mempunyai daya literasi yang bagus sehingga mempunyai banyak informasi.
Dalam
bidang pembelajaran sebenarnya guru adalah segalanya. Apa pun kurikulum yang
berlaku, tetap guru adalah tokoh utamanya. Dengan demikian sebenarnya tidak
akan ada masalah sama sekali ketika terjadi perubahan kurikulum. Seperti apa
pun juga kurikulum yang dilaksanakan, guru tetap menjadi tokoh sentralnya.
Pembelajaran memang harus berpihak kepada siswa, namun tetap saja sutradara di
dalam kelas pembelajaran adalah guru. Ibarat sebuah pementasan drama, guru
dalam proses pembelejaran adalah sutradara, penulis skenario, artis, sekaligus
produsernya. Maka betapa kita bisa membayangkan bagaimanaperan seorang guru
sebenarnya dalam prose pembelajaran. Bahkan seperti seperti disampaikan oleh
mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Muhadjir Effendy, bahwa
kurikulum yang sesungguhnya itu adalah guru. Totalitas kehadiran guru baik
secara fisik maupun psikis adalah bagian dari kurikulum.
Menyikapi
hal ini maka diperlukan SDM guru yang sangat handal untuk bisa mengantarkan
peserta didik menjadi generasi penerus bangsa, generasi emas 2045, generasi
yang sesuai dengan harapan dan cita-cita bersama yaitu menjadi bangsa yang
besar dalam arti sesungguhnya. SDM guru yang baik tentunya sesuai dengan empat
kompetensi yang memang menjadi kemampuan dasar dari seorang guru yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dengan kompetensi
guru yang unggul, tidak akan ada dampak negatif dari perubahan kurikulum dalam
proses pembelajaran. Guru yang handal akan mampu menyeseuiakan diri dengan
befbagai pola dan perubahan. Namun secara manusiawi, guru tetap berharap tidak
terdapat perubahan kurikulum secara frontal. Bagaimanapun, tetap akan lebih
manusiawi jika perubahan terjadi secara bertahap dan mengalir sehingga bisa
diikukti oleh semua pihak dengan baik.
Guru
adalah kurikulum itu sendiri merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa
dipungkiri kebenarannya. Namun sangat mungkin terjadi hal-hal di luar dugaan. Kurikulum
telah berganti dua atau tiga kali dalam sebuah periode, namun cara guru
mengajarkan materi, bahkan materi yang
disampaikan dipilih hanya sesuai dengan kesiapan, kesenangan, atau materi
yang dikuasai oleh guru yang
bersangkutan. Jika hal ini benar-benar terjadi maka sungguh sangat disayangkan
karena tujuan perubahan kurikulum pada dasarnya adalah untuk menyesuaikankan
dengan perkembangan global dan tuntutan kebutuhan peserta didik. Hal ini tentu
saja bertentangan dengan yang dimaksud bahwa guru adalah kurikulum itu sendiri.
Memang
guru memiliki otoritas dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Kebebasan guru
berekspresi di dalam kelas tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau siapa pun
juga. Namun tentu saja semua kebebasan tersebut harus merupakan kebebasan
terbatas dan bertanggung jawab bukan merupakan kebebasan mutlak yang justru
akan merugikan banyak pihak. Kebebasan tersebut tentu saja akan selaras dengan
pembaruan yang telah diunggah oleh Kemendikbudristek melalui Kurikulum Merdeka
dengan Platform Merdeka Mengajarnya. Di sinilah guru benar-benar mendapat
kesempatan untuk mengekspresikan segala bentuk ide cemerlangnya dan berbagi
bersama seluruh guru dengan semua
komunitasnya.
Terlepas
dari semua hal di atas, tentu saja kita harus mampu menyaring informasi tantang
perkembangan dan percepatan pemulihan pendidikan di Indonesia ini dengan sangat bijak. Pro dan kontra tentang
perkembangan dan pembaruan tersebut dapat dipastikan menjadi bahan pembicaraan
yang menarik dan unik dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Kebijakan kita
mengambil sikap di antara kericuhan pro dan kontra akan menunjukkan kebesaran
hati, keikhlasan hati, dan kejernihan pikir kita untuk tetap berprinsip bahwa
mengantarkan peserta didik sebagai generasi penerus adalah di atas segalanya.
Dengan semangat seperti itu akan ada jaminan bahwa pendidikan kita akan mampu
mengantarkan Indonesia menuju 2045 (Generasi Emas 2045).
Lantas
bagaimanakah yang dimaksud dengan bahwa guru itu adalah kurikulum itu sendiri?
Sebagaimana telah diuraikan di atas, guru merupakan bagian dari kurikulum
tersebut. Guru merupakan bagian paling penting dari perkembangan kurikulum. Guru menjadi
subjek dalam kurikulum, apa pun yang dilakukan guru untuk menerjemahkan tuntutan
kurikulum pada dasarnya merupakan manivestasi bahwa guru sebenarnya adalah
kurikulum itu sendiri. Semakin lengkap kompetensi seorang guru, maka akan
semakin matang pula konsep kurikulum yang dirancang untuk pembelajaran bagi
peserta didiknya.
Nah,
selanjutnya benar-benar akan bergantung kepada kita sebagai seorang guru.
Apakah kita hanya cukup menjadi kurikulum yang biasa-biasa saja, menjadi
bermartabat, menjadi bermartabat dengan segla prestasi, atau akan benar-benar
berusaha menjadi luar biasa? Semakin kompleks pemahaman kita terhadap sebuah
kurikulum, maka semakin luar biasa perolehan kita dalam mengembangkan kurikulum
yang berdampak pada capaian peserta didik. Demikian pula sebaliknya, semakin
sederhana pemahaman kita terhadap konsep kurikulum dapat dipastikan akan
terjadi distori yang panjang antara peserta didik.
Selasa, 25 Januari 2022
BAGAIMANA MERANCANG SEBUAH CERITA?
Disarikan oleh: Agus Harianto, M.Pd.
Rumuskan Ide Utama Cerita
Setelah tahu genre cerita yang ingin digeluti,
maka buatlah alternatif ide yang ada di benakmu, lalu tulis dan seleksi ide-ide
yang ada. Kemudian dari satu ide tersebut, rumuskan dalam satu kalimat
berstruktur lengkap untuk memudahkan penyortiran. Tidak semua ide harus diubah
menjadi cerita.
Tentukan Tokoh Utama
Agar cerita tak melebar ke mana-mana, pastikan
sudah menentukan siapa tokoh utama dan karakter tokoh yang akan ditonjolkan,
sebagai awal dari karakterisasi yang kuat. Karena tokoh utama sebagai penggerak
dalam sebuah cerita.
Buat Plot Besar
Simpelnya, membuat kerangka plot itu bagaimana
kejadian utama di awal, tengah, dan akhir. Jangan berpikir untuk membuat cerita
yang mengalir begitu saja, karena membuat plot sangat bermanfaat untuk kelancaran
proses kreatif.
Mulai Menulis
Mulailah menulis novel terlebih dahulu. Masalah
penyuntingan bisa dilakukan setelahnya. Utamakan dahulu menyusun kisah, dengan
bebas dan mengeksplorasi gaya berceritamu dari waktu ke waktu.
Kamu bisa memulai dari mana saja, tidak harus bab
pertama. Menulis dengan cara mengalir tanpa kekangan, namun tetap
mengaplikasikan prinsip dan pijakan yang jelas, yakni plot besar yang sudah
dibuat. Disarankan mulai menulis dari bab dan struktur plot yang ingin kamu
buat lebih dulu.
Setting Cerita
Tetapkan setting waktu dan tempat. Gambarkan
setting yang pentingnya untuk mendukung pengembangan cerita novel yang kamu
buat. Gambarkan setting tersebut agar menarik pembaca seolah mengalami apa yang
tokoh alami dalam cerita tersebut
.
Buat Dialog yang Penuh Arti
Tulis dialog yang penting dan punya tujuan,
langsung pada masalah, langsung menjelaskan, tidak berputar-putar, tidak
bertele-tela, dan tidak hambar.
Klimaks pada Novel
Mengarahkan klimaks pada novel yang kamu buat
juga termasuk hal penting. Klimaks menjadi titik balik pada cerita dan bagian
yang paling dramatis dari cerita.
Klimaks dibuat ketika protagonis memahami apa
yang sebaiknya dilakukan, atau menyadari tindakan terbaik yang seharusnya
diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskannya mengambil
tindakan terbaik, yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.
Menentukan Point of View
Jangan lupa menentukan sudut pandang pengarang. Tentukan
denga sungguh-sungguh kalian akan mempergunakan akuan sertaan, akuan taksertaan,
diaan terbatas, atau diaan serbatahu.
Sumber: https://wolipop.detik.com/worklife/d-4761126/7-cara-membuat-novel-bagi-pemula.
Sabtu, 06 Februari 2021
STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI
STRUKTUR FISIK DAN BATIN DALAM PUISI
oleh:
Agus Harianto, M.Pd.
STRUKTUR FISIK
Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun
puisi yang bersifat nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik
puisi terdiri dari :
1. Tipografi
Tipografi (perwajahan puisi) yaitu bentuk
tatanan penulisan puisi, seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, rata
kanan-kiri, bentuk tulisan yang kadang teratur, kadang zig zag, dan kalimat
yang tak selalu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Seringkali
seorang penyair kontemporer mengekspresikan gejolak perasaannya dengan
menonjolkan aspek visual puisi di samping melalui kata-kata. Seperti puisi
tipografi yang lebih mementingkan sisi visual pada puisi.
2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata. Setiap karya
sastra, entah puisi, prosa, novel, perlu memperhatikan pemilihan diksi yang
tepat dengan cara memahami karakter diksi pada setiap jenis karya sastra yang
berbeda-beda. Karena puisi cenderung bukan karya tulis naratif atau deskriptif,
maka pilihan kata pada puisi musti diperhatikan secermat dan setepat mungkin
karena memiliki kaitan erat pada makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3. Imaji
Imaji adalah gambaran, kesan, atau apa yang
ada dalam pikiran kita ketika kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji
bisa berupa gambaran visual, suara, bau, rasa, atau kombinasi dari semua indra
tersebut. Kalau didefinisikan, imaji (citraan) adalah kata-kata yang dapat mengungkapkan
sebuah pengalaman indrawi seperti penglihatan (visual), pendengaran (auditif),
atau perasaan (imaji taktil).
Termasuk puisi yang bagus, bagaimana seorang
penulis puisi bisa memilih kata-kata yang bisa membangkitkan imajinasi para
pembaca. Tanpa imaji, puisi akan terasa hambar dan mati. Imaji bisa dimunculkan
dengan menghadirkan benda-benda konkret dengan memposisikannya dalam bentuk
personifikasi atau metafora.
4. Kata Konkret
Dalam sastra, kita mengenal kata abstrak dan
kata konkret dengan makna yang berlawanan. Kata abstrak lebih memerlukan
pendalaman pemahaman karena sifatnya yang tidak nyata.
Berkebalikan dengan kata abstrak, kata
konkret merupakan kata yang memiliki rujukan berupa objek yang dapat diserap
oleh panca indera. Ciri-cirinya, kata konkret memiliki makna yang bisa diraba,
dirasa, didengar, dicium, atau dilihat. Dalam struktur puisi, kata konkret
diperlukan karena memungkinkan membangkitkan imaji para pembaca. Seperti yang
sudah disinggung pada poin sebelumnya, imaji berguna untuk membuat sebuah puisi
menjadi lebih hidup.
5. Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif sama dengan majas, yaitu
kata-kata yang bersifat konotatif untuk menimbulkan efek-efek tertentu. Pada
puisi, majas banyak digunakan untuk memperindah pada aspek pemilihan kata. Selain
itu, majas juga digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara memancing
imajinasi pembaca dengan menggunakan kiasan untuk mewakili pikiran dan perasaan
seorang penulis.
Ada banyak sekali jenis majas yang digunakan
dalam karya sastra yang terdiri dari majas perbandingan, majas pertentangan,
majas sindiran, dan majas penegasan.
6. Rima dan Irama
Rima dan irama dalam puisi akan membentuk
keselarasan bunyi yang harmonis dan padu untuk membangun satu kesatuan makna
yang utuh. Irama timbul karena pengulangan bunyi (rima) yang berturut-turut dan
bervariasi.
Rima
Rima (persajakan) yaitu pengulangan bunyi
yang teletak dalam larik sajak atau akhir sajak. Rima memiliki peran dalam
menghadirkan keindahan puisi. Ada banyak jenis pola rima seperti a-b-a-b,
a-a-b-b, atau yang lainnya.
Irama
Irama adalah permainan bunyi pada akhir kata,
frasa, atau kalimat. Nada-nada pada puisi biasanya digunakan secara serentak
dan berkesinambungan untuk membangun suara yang harmonis.
Ada namanya metrum, yaitu irama yang sifatnya
tetap. Dalam metrum, pergantian irama sudah ditentukan antar baris atau
alineanya. Tekanan nada tinggi rendah sudah di tentukan.
Vokal dan konsonan pada setiap akhir baris
puisi sudah ditentukan. Suku kata pada akhir baris pun sudah ada polanya. Puisi
yang menggunakan metrum yang ketat seperti tembang-tembang jawa dan macapat.
Ada namanya ritme, yaitu irama yang
disebabkan perubahan nada tinggi rendah secara teratur. Berbeda dengan metrum
yang sifatnya tetap, pola ritme tak selalu sama.
Ritme merupakan hasil kombinasi semua jenis
nada, intonasi, dan tekanan sehingga menghasilkan suara yang harmonis.
STUKTUR BATIN
Berkebalikan
dengan struktur fisik, struktur batin merupakan unsur pembangun puisi yang tidak
nampak secara langsung pada penulisan puisi. Struktur batin puisi terdiri dari
tema, rasa, nada, amanat.
1. Tema
Puisi
merupakan bentuk karya sastra yang sarat akan pesan moral yang terbungkus dalam
tema tertentu. Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair dalam puisi.
Gagasan ini merupakan landasan pemikiran penyair dalam menciptakan karya puisi.
2. Rasa
Ketika
menulis puisi, seorang penyair akan mengangkat satu tema dan pokok permasalahan.
Rasa (feel) adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan pada puisi yang
dibuat.
Pengungkapan
suatu pokok permasalahan dan sikap terhadap permasalahan tersebut tidak
bergantung pada kemampuan teknis dalam membuat puisi saja, tetapi lebih banyak
bergantung pada pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh
latar belakang sosial dan psikologisnya.
3. Nada
Nada
(tone) adalah sikap penyair kepada pembaca. Nada juga berkaitan dengan tema dan
rasa, penyair bisa menyampaikan tema yang diangkat dengan nada menggurui,
mendikte, mengajak, atau dengan nada sombong dan merendahkan pembaca.
4. Amanat
Amanat
adalah pesan inti dari penyair yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
puisi. Amanat menjadi dasar dan tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi
tersebut.