Selasa, 29 November 2022

PESONA MALAM HARI DI KOTA KUPANG


 Mengenang sebuah perjalanan memang menyenangkan. Kadang ada banyak hal yang tidak pernah  kita bayangkan jauh sebelumnya muncul dalam kisah perjalanan tersebut. Mencongkel kembali sesuatu  yang tersimpan rapat di dasar memori merupakan kisah pencarian yang mungkin sangat menakjubkan bagi beberapa orang. Demikian juga bagi diriku sendiri, perjalanan yang sudah lampau benar-benar mampu merefleksikan betapa banyak hal dalam diri ini yang tidak pernah kita sadari keberadaannya.

Kesibukan karena pekerjaan dan tugas sering kali merampas  sebagian hak dari diri kita yang seharusnya dipenuhi. Lupa atau bahkan tidak peduli pada tuntutan sebagian dari diri ini menjadi semacam hal yang biasa saja. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, sebenarnya ada bagian dari diri kita yang menjadi semakin usang dan aus karena tidak mendapatkan asupan. Bagian-bagian kecil yang kadang tidak dipedulikan pada dasarnya merupakan bagian penting yang tidak bisa dilepaskan dari hidup ini. 

Malam itu, adalah malam pertama ketika kami bertugas di kota Kupang, ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur. Senyampang masih ada waktu, dan secara berkebetulan teman satu tim, Bapak I Putu Sudibawa bertemu dengan teman lamanya di Kupang, maka kami berjalan menyusuri kota Kupang dengan pesona malam harinya. Kami menikmati kebersamaan ini, mulai dari makan gulai dan sate kambing, berfoto di gedung gurbernur, sampai berfoto di tepi pantai.


Perjalanan ke Kupang akau tempuh dengan pesawat Super Jet selama dua jam dari bandar udara Djuanda Surabaya. Perjalanan ke Kupang adalah yang pertama kalinya bagiku. Tambah pengalaman, melihat Indonesia bagian timur, mengeal adat setempat sudah barang tentu merupakan suatu yang nmenarik. Sebenarnya perjalananku kali ini adalah perjalanan kedinasan sebagai supervisor dari Direktorat SMA Kemendikbudrostek untuk program Kemitraan Daerah dan Pemberdayaan Komunitas Dinas Pendidikan Provinsi. Tapi tidak ada salahnya kan kalau ternyata masih bisa menyempatkan untuk menikmati sisi lain dari perjanalan dinas ini. Mungkin bisa saja kuanggap sebagai hadiah tugas.

Banyak teman berpesan, makan ikan laut sepuasnya. Tapi sayang sekali aku alergi dengan semua jenis sea foot. Sempat bingung juga sih, untungnya Bapak I Putu Sudibawa sangat mengerti kondisi, akhirnya tidak haruslah aku makan segala jenis ikan laut. 

Waktu yang demikian pendek ternyata masih belum cukup untuk memuaskan hasrat kami menikmati pesona Kupang di malam hari. Kalau berbicara rasa, tidak ada yang tidk indah. Semua ciptaan Tuhan selalu menyimpan berjuta misteri dan keindahan. Demikian pula dengan Kupang yang luar biasa pesonanya di malam hari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Como Baixar