Senin, 03 Oktober 2011

Homohominilupus

Kadang kita tak pernah ikhlas dengan rahmat-Nya, kadang kita tak pernah menerima takdir, kadang kita tak pernah puas dengan dahaga kita. Sehingga menjadikan kita semakin jelata dengan kepapaan dan kenistaan kita.
Aku ini semacam auman srigala bagi manusia lain
Aku mengaum laksana harimau rimba yang kelaparan
Ketika bisa kumakan segala yang ada di sekitarku
Maka kumakan apapun

Ya... termasuk betapa teganya kau sikat tandas bagian dari anak-anak tidak mampu
Seperti betapa butanya matamu melihat geliat kelaparan
Seperti rapuhnya telingamu mendegar geliat derita
Kau tahu bahwa sebenarnya mereka menggeliat
Sementara kau makan dengan taring-taring angkaramu.

Cukup... aku memang srigala dengan bulu-bulu sutera
Tapi betapa kau harus tahu bahwa aku memang srigala
Srigala memang predator
Kalau aku domba maka aku adalah pemakan rumput
Kau tahu aku adalah sistem

Kalau kau tahu kau adalah sistem
Kenapa kau tak keluar dari sistem itu
Kalau kau tahu kau adalah sistem
Kenapa tidak kau buat sistem itu adalah berjuta bentuk kasih sayang dan harapan

Tidak bisa... kau pun tahu
Aku adalah bagian dari sistem yang harus menghidupi bagian yang lain

Aku tahu, tapi aku lebih tahu lagi bahwa sebenarnya kaulah yang lebih dari sistem itu.
Kau adalah pencipta sistem itu
Kau homohomini lupus
Jadi kenapa tidak sekalian saja kau jadi rajanya

Ya Tuhan, betapa ini adalah sebuah bentuk perampokan
Ataukah sebuah bentuk kepiluan sosial
Ya Tuhan ataukah homohomini lupus memang akan menjadi karakter
Menjadi jati diri kami para khalifahmu di bumi ini

Ya...itu adalah sebuah bentuk perampokan sekaligus kepiluan sosial yang kau ciptakan
Tapi tidak ada yang tahu
Adalah sebuah kesengajaan ataukah ketidaksengajaan
Subhanallah, apa yang telah Engkau tetapkan pada diri kami Ya Tuhan
Adalah sebuah bentuk keindahan tauhid
Tapi kenapa kami tidak bisa melihat keindahan itu
Kenapa awan-awan hitam senantiasa melayang menutup mata estetika kami

Ya Robbana, kasih dan rahmat-Mu telah menghancurkan bentuk-bentuk kedholiman
Segala bentuk ridho-Mu telah mencerabut sendi-sendi keangkaraan.
Ya Robbana sinar dan pijar-pijar ketahuidan menjadi penyejuk
Seperti embun-embun di kala pagi.

Minggu, 02 Oktober 2011

Teknik Mengutip

Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung (tidak ada perubahan apapun dari teks asli)
a. Kutipan langsung kurang dari 40 kata
Teknik:
1. Mempergunakan tanda kutip.
2. Dintegrasikan dengan teks utama.
3. Menyebutkan nama penulis, tahun, dan halaman.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari istilah cinta. Cinta merupakan sesuatu yang benar-benar abstrak dan terdapat dalam lubuk hati. Tanpa cinta dapat dikatakan kehidupan manusia serasa hambar tidak ada kesan apa pun. Paiman (2010: 101) “Cinta adalah sebagian dari kehidupan manusia yang paling penting, dan merupakan bentuk-bentuk filosofi hidup yang menarik”. Dengan cinta hidup menjadi sangat indah.
b. Kutipan langsung lebih dari 40 kata
Teknik:
1. Tidak mempergunakan tanda kutip.
2. Ditulis lebih menjorok ke dalam.
3. Mempergunakan spasi tunggal.
4. Kutipan diletakkan secara terpisah dari teks utama.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari istilah cinta. Cinta merupakan sesuatu yang benar-benar abstrak dan terdapat dalam lubuk hati. Tanpa cinta dapat dikatakan kehidupan manusia serasa hambar tidak ada kesan apa pun. Sesuai dengan hal tersebut beberapa hal tentang cinta sebagaimana terurai di bawah ini.
Cinta adalah sebagian dari kehidupan manusia yang paling penting, dan merupakan bentuk-bentuk filosofi hidup yang menarik. Dalam hal mencintai dan dicintai terkadang seseorang akan mengorbankan segala sesuatu yang dimilikinya atas nama cinta. Karena cinta adalah segalanya bagi semua orang yang memiliki hati dan perasaan. Maka dari itu hidup tanpa cinta tak berarti atau terasa hampa. (Paiman, 2010:101)
2. Kutipan tidak langsung (dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi penulis)
Teknik:
a. Kutipan dirangkum terlebih dahulu.
b. Kutipan diintegrasikan dengan teks utama.
c. Tidak mempergunakan tanda kutip.
d. Tetap menyertakan nama penulis, tahun, dan nomor halaman.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari istilah cinta. Cinta merupakan sesuatu yang benar-benar abstrak dan terdapat dalam lubuk hati. Tanpa cinta dapat dikatakan kehidupan manusia serasa hambar tidak ada kesan apa pun. Salah satu bentuk dari filosofi hidup manusia yang paling penting adalah cinta (Paiman, 2010: 101-102).

Eksposisi

Wacana Eksposisi
Tujuan : Memberikan informasi atau menjelaskan sesuatu (peristiwa, proses)
Ciri-ciri : berupa petunjuk
Contoh :
Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Turen dilaksanakan dengan sistem paket berdasarkan KTSP yang telah disahkan oleh Dinas Pendidikan. Dalam sistem ini banyak terdapat variasi bentuk pembelajaran yang menjadikan para pembelajar merasa senang dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajarannya KTSP SMAN 1 Turen melaksanakan teknik kelas berjalan (moving class). Dengan sistem ini siswa benar-benar bisa merasakan sesuatu yang menyegarkan ketika harus berpindah kelas. Lepas dari kepenatan belajar Kimia berjalan menuju kelas Membatik menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tetapi di balik hal tersebut terdapat pula unsur negatifnya. Di antara unsur negatif tersebut adalah banyak siswa yang memanfaatkan waktu perpindahan kelas dengan melakukan hal-hal yang merugikan seperti menyempatkan diri bertemu sang do’i, ke kantin, dll.

Persuasi

Wacana Persuasi
Tujuan : Mengajak pembaca melakukan sesuatu sebagaimana yang dihendaki oleh penulis (mempengaruhi psikologis pembaca)
Ciri-ciri : Terdapat kalimat ajakan/kalimat persuasif yang disertai dengan sesuatu yang bisa meyakinkan.
Contoh :
Pendidikan tinggi dewasa ini dipandang sangat tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Banyak biaya dikeluarkan untuk menyelesaikan satu jenjang pendidikan tinggi. Tetapi yang terjadi setelah lulus, justru sulit mendapatkan pekerjaan, bahkan menjadi pengangguran untuk waktu yang lama. Menyikapi hal tersebut tidak salah jika masyarakat di daerah pedesaan lebih cenderung mengirimkan anaknya ke luar negeri untuk bekerja daripada mengirimkan anak-anaknya ke perguruan tinggi. Dengan demikian jika kita pikir lebih dalam, untuk apa kita belajar sampai ke perguruan tinggi? Jika hanya untuk menjadi seorang pengangguran intelektual yang tidak berderajat.

Argumentasi

Wacana Argumentasi
Tujuan : Agar pembaca menjadi yakin/percaya terhadap apa yang disampaikan oleh penulis.
Ciri-ciri : Merupakan pendapat atau opini penulis yang diperkuat dengan bukti atau fakta (bisa berupa data statistik atau kalimat referensi).
Contoh:
Kedisiplinan merupakan faktor mutlak penentu keberhasilan seseorang dalam meraih cita-cita yang telah dicanangkannya. Tanpa kedisiplinan dapat dipastikan tidak akan terjadi sebuah bentuk keberhasilan yang nyata. Salah satu faktor atau indikator bahwa seseorang memiliki kedisiplinan adalah tidak pernah mengalami keterlambatan dalam berbagai hal. Jika hal itu sudah bisa dilaksanakan, sangat mungkin seseorang akan dapat meraih cita-citanya. Banyak ahli psikologi yang mengatakan bahwa disiplin adalah kunci keberhasilan.
Tingkat kedisiplinan remaja dan pelajar dewasa ini, dapat dikatakan sangat memprihatinkan. Hal ini dapat diketahui dari tingkat keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikannya yang hanya mencapai tingkat cukup memprihatinkan. Berdasarkan hal ini terdapat sebuah konsep yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat kedisiplinan dengan keberhasilan remaja dan pelajar. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan dapat dikatakan semakin tinggi pula kemungkinan tingkat keberhasilan mereka. Prof. Wahab Sudiro Husodo (1990: 23) mengatakan bahwa keberhasilan pelajar sangat ditentukan oleh kedisiplinannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah kunci keberhasilan.

Daftar Pustaka
Husodo, Wahab Sudiro. 1990. Pengaruh Disiplin Tertib. Jakarta: Gramedia.

Como Baixar