Sabtu, 14 Desember 2013

Teknik Pemeranan Drama



         Drama adalah bentuk cerita yang berisi konflik sikap dan sifat manusia yang disajikan dalam bentuk dialog. Dapat dikatakan drama merupakan tiruan kehidupan nyata yang dipanggungkan. Mengingat hal tersebut maka pementasan drama bukan merupakan sesuatu yang sepele yang bisa dianggap mudah begitu saja. Namun bukan berarti tidak bisa dipelajari. Memerankan naskah drama memerlukan keteguhan jiwa pemerannya di samping kemampuan fisik yang harus memadai. Berangkat dari pernyataan bahwa naskah drama dibuat untuk diperankan, maka sebagai pembelajar drama harus memahami bagaimana teknik bermain drama atau bermai peran dengan benar. Lantas bagaimanakah cara bermain drama atau bagaimana cara memerankan naskah drama? Pahami penjelasan berikut!
         Kata drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang  artinya sesuatu yang telah diperbuat. Kata draomai berasal dari kata kerja dran yang berarti berbuat to act atau to do. Secara etimologis drama merupakan jenis karya sastra berupa lakon yang ditulis dengan dialog-dialog dengan memerhatikan unsur-unsur pembentuk yang meliputi gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan di atas panggung. Karya drama terdiri atas dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan dimensi seni pertunjukan. Dialog dalam drama berbeda dengan dialog-dialog pada umumnya. Dalam drama dialog merupakan unsur penting yang menjadikan keistimewaan tersendiri karena menyimpan pesan filosofis dan humanism yang disampaikan oleh pengarang.


A.     Mengenal Akting dan Bloking
         Sebelum berlatih memerankan tokoh drama, sebaiknya kita mengenal akting terlebih dahulu. Akting  merupakan tata cara yang lazim dipergunakan oleh seorang pemeran tokoh drama atau film. Akting dapat dikatakan sebagai teknik bermain peran. Dalam pemeranan drama akting meupakan hal penting yang tidak boleh ditinggalkan. Bagaimanakah akting tersebut? Dialog diucapkan dengan baik diikuti gerak dan ekspresi wajah yang tepat sesuai dengan petunjuk laku dalam naskah. Kalau kita mengucapkan, "Akan kubunuh kau…" tanpa ekspresi wajah dan gerak yakin, pesan yang terkandung dalam teks drama itu tidak akan sampai pada penonton. Oleh karena itu, dialog harus diucapkan dengan akting yang benar-benar mampu mencerminkan kita itu sangat marah dan penuh nafsu untuk membunuh, misalnya dengan mata yang merah, tangan mengepal dan gematar sambil memukul meja.
         Selain akting, kita perlu juga mengenal bloking. Pengertian bloking adalah teknik berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Bloking sangat berguna untuk pemain yang belum dapat bermain dengan mengandalkankan suara, mimik/gestur, dan gerak tubuh lainnya dengan baik di atas panggung. Untuk pemula pemanfaatan tata bloking sangat dianjurkan, bahkan lebih baik menonjolkan teknik bloking untuk menjaga penampilan agar tidak menjemukan. Hal ini bukan berarti pemain yang sudah mahir tidak perlu memerhatikan teknik bloking ini, justru dengan bloking yang tepat dengan gerakan yang beralasan akan lebih diterima oleh penonton apabila memerankan sebuah lakon dalam suatu pementasan.
         Untuk memperjelas uraian tentang bloking cermati ilustrasi di bawah ini.
Misalnya, kita sedang berdialog di atas panggung dan berjalan serta memutar tubuh dengan arah panggung, kita sempat membelakangi penonton (walaupun selintas), itu termasuk bloking yang tidak baik (bloking yang kaku). Akan tetapi, jika berdialog atau memutar tubuh kita dengan jalan memertahankan wajah, badan, dan kaki, Kita tetap menghadap ke penonton. Hal ini akan lebih baik kesannya daripada cara bloking yang seperti tadi.
         Semua gerakan yang kita lakukan di atas panggung harus mempunyai alas an yang logis, yaitu gerakan yang logis langsung dicerna oleh jalan pikiran penonton. Cermati ilustrasi berikut ini. Misalnya, orang yang sedang merokok bergerak menuju asbak untuk menotokkan abu ke dalam asbak atau seseorang yang kesal hatinya bertindak menghantam meja, atau juga terhenyak di kursi karena mendengar kabar yang mengejutkan. Alasan tersebut bersifat logis.     Ada pula yang disebut dengan alasan kejiwaan, yaitu alasan yang datangnya dari keadaan jiwa. Dalam hal ini termasuk juga gerakan-gerakan yang menggambarkan keadaan jiwa di bawah sadar. Sering gerakan-gerakan semacam itu berlawanan dengan ucapan yang sedang diucapkan. Misalnya, sambil mengucapkan kata-kata yang gembira, seseorang mengepalkan tangannya, mengungkapkan jiwanya yang penuh dendam. Seorang pemain yang bisa menghayati perannya dengan baik, dengan cara spontan melahirkan berbagai gerakan di bawah sadar, seakan-akan telah memahami betul kata hati dan isi jiwa peran yang sedang dimainkannya.

B.     Latihan Dasar Aktor
         Hampir semua orang terutama remaja dan pemuda yang memimpikan dirinya menjadi aktor/aktris bahkan seorang selebritis ternama. Mempunyai popularitas benar-benar menjadi mimpi yang luar biasa indahnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta audisi seni akting yang rutin diadakan oleh sejumlah home production. Tetapi masalah utama yang senantiasa membelenggu adalah kemampuan dasar sebagai calon seorang aktor yang sangat minim. Untuk meningkatkan kemampuan akting sudah barang tentu harus dilakukan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus.
         Bagaimana pun, bisa adalah karena terbiasa. Menyadari semua hal tersebut banyak calon pemain, pelakon, atau aktor yang berusaha untuk bisa berakting sebaik-baiknya. Hal ini didasari oleh kesadaran bahwa apa yang diperagakan oleh seorang aktor, itulah yang dinikmati penonton.  Oleh karena itu, kesuksesan suatu pertunjukan drama sangat ditentukan oleh kepiawaian aktor. Memang benar bahwa yang paling bertanggung jawab dalam pertunjukan drama adalah sutradara. Karena tanggung jawab itu, sutradara mengarahkan dan melatih aktor sebelum naik panggung. Akan tetapi, setelah aktor berada di panggung, semua bergantung aktor karena aktorlah yang membawa penonton berpikir dan merasakan. Jika bisa diidentikkan adalah seorang pelatih sepak bola yang habis-habisan melatih anak buahnya dengan berbagai teknik untuk memenangkan pertandingan. Namun ketika para pemain sudah berada di tengah lapangan berhadapan dengan tim lawan, maka keberhasilan benar-benar terletak pada kepiawaian para pemain. Hasil karya seorang aktor adalah peragaan cerita. Dalam memeragakan cerita itu, aktor melakukan perbuatan aktif yang disebut akting. Karena itu, dapat dikatakan bahwa hasil karya aktor adalah akting.
         Karya seni sang aktor diciptakan melalui tubuh, suara, dan jiwanya sendiri. Hasilnya berupa peragaan cerita yang ditampilkan di depan penonton. Karena itu, seorang aktor yang baik adalah seorang seniman yang mampu memanfaatkan potensi dirinya. Potensi diri itu dapat dirinci menjadi potensi tubuh, potensi driya, potensi akal, potensi hati, potensi imajinasi, potensi vokal, dan potensi jiwa. Kemampuan memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan giat berlatih. Untuk membentuk semua kemampuan tersebut seorang aktor harus terus-menerus berlatih.
         Beberapa teknik pelatihan dasar calon aktor sebagaimana diuraikan oleh Adi Abdul Somad, dkk. (BSE tahun 2008) dapat dcermati sebagai berikut.
a. Potensi Tubuh
Tubuh harus bagus dan menarik. Arti bagus dan menarik di sini bukan wajah harus tampan atau cantik, tetapi tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran, dan mudah diarahkan, dan tidak kaku. Latihan dasar untuk melenturkan tubuh antara lain sebagai berikut.
(1) Latihan tari supaya aktor mengenal gerak berirama dan dapat mengatur waktu.
(2) Latihan semedi supaya aktor mengenal lebih dalam artinya diam, merenung secara insani.
(3) Latihan silat supaya aktor mengenal diri dan percaya diri.
(4) Latihan anggar untuk mengenal arti semangat.
(5) Latihan renang agar aktor mengenal pengaturan napas.
b. Potensi Dria
Dria adalah semua pancaindra: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan pengecap. Semua perlu dilatih satu persatu supaya peka. Cara melatihnya, melalui dria ganda. Artinya, suatu pengindraan disertai pengindraan yang lain. Misalnya, melihat sambil mendengarkan.
c. Potensi Akal
Seorang aktor harus cerdik dan tangkas. Kecerdikan dan ketangkasan itu bisa dipunyai kalau ia terbiasa menggunakan akal, antara lain dengan kegiatan membaca dan berolahraga. Tentu saja olahraga yang dimaksud adalah olahraga yang berhubungan dengan pikiran seperti catur, halma, bridge, atau teka-teki silang.
d. Potensi Hati
Hati merupakan landasan perasaan. Perasaan manusia amat beragam dan silih berganti. Kadang-kadang senang dan tertawa, kadang-kadang sedih dan meratap. Semua berurusan dengan hati. Karena itu, melatih hati sebenarnya melatih kepekaan perasaan. Jika perasaan seseorang peka, ia dapat merasakan apa yang datang dalam suasana batinnya dengan cepat dan dengan cepat pula ia dapat memberikan reaksi.
e. Potensi Imajinasi
Akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak. Kehendak (niat) itu harus dilengkapi imajinasi (membayangkan sesuatu). Untuk menyuburkan imajinasi dalam diri dapat dilakukan dengan sering mengapresiasi puisi dan mengapresiasi lukisan.
f. Potensi Vokal
Aktor mengucapkan kata-kata yang dirakit menjadi kalimat-kalimat untuk mengutarakan perasaan dan pikirannya. Kata-kata diucapkan dengan mulut. Jadi, mulut menghasilkan suara.
Suara dari mulut yang membunyikan kata-kata itu disebut vokal. Aktor harus mempunyai vokal kuat agar kata-kata yang diucapkan jelas. Latihan dasar untuk menguatkan vokal antara lain dengan deklamasi dan menyanyi.
g. Potensi Jiwa
Seorang aktor harus mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan. Artinya, ia harus berusaha agar jiwanya melebur dalam tokoh yang diperankan. Penjiwaan ini dapat dibangkitkan lewat pengalaman dan pengamatan. Misalnya, seorang tokoh bisa memerankan tokoh sedih dan menangis tersedu-sedu dengan penuh penghayatan karena dia berpengalaman merasakan sedih atau pernah mengamati orang bersedih. Karena itu, sebaiknya aktor banyak melakukan pengamatan masalah kehidupan untuk menambah pengalaman.

C.     Tata Busana
         Tata busana atau kostum menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pemeranan drama. Keberadaan tata busana dekat sekali dengan tata rias. Kadang tidak bisa dibedakan antara tata busasa dan tata rias. Sering terjadi petugas (kru) tata busana sekaligus merangkap sebagai petugas (kru) tata rias. Artinya, penata rias sekaligus juga menjadi penata busana. Hal ini dilakukan untuk menampakkan rupa dan postur tokoh yang diperankan, pemain harus dirias dengan pakaian yang cocok. Dengan kata lain, tata rias dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling mendukung.
         Akan tetapi, sering pula terjadi tugas penata rias dipisahkan dengan tugas mengatur pakaian. Artinya, penata rias hanya khusus merias wajah, sedangkan yang mengatur pakaian atau busana adalah penata busana, dengan pertimbangan untuk mempermudah dan mempercepat kerja. Meskipun demikian, penata rias dan penata busana harus bekerja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Tata rias dan tata busana sering sekali tidak dimunculkan dalam teks/naskah drama sebagaimana petunjuk laku. Oleh karena karena itu petugas tata buasana dan tat arias haus mampu menginterpretasikan apa yang dihendaki oleh naskah. Dalam pementasan tata busana dan tat arias berfungsi (a) mendukung pengembangan watak pemain; (b) membangkitkan daya saran dan daya suasana; dan (c) personalisasi pemain, yaitu untuk membedakan satu pemain dengan pemain lainnya.
D.    Langkah-langkah Memerankan Drama
         Keberhasilan pemeranan drama pada dasarnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab aktor. Oleh karena itu, sebagai seorag aktor kita harus memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas yang dibebankan sesuai dengan tuntutan naskah atau skenario. Untuk hal itu seorang aktor selayaknya memenuhi persyaratan minimal sebagai seorang aktor.
Syarat minmal yang dimaksud adalah:
·         susana hati harus selalu gembira,
·         penuh semangat,
·         memiliki keseriusan dan kemauan bekerja sama,
·         siap berlatih secara intensif, kreatif, efektif, dan
·         bisa memenuhi jadwal latihan (dari awal sampai tahap pementasan).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memerankan naskah drama.
a.         Setiap kata harus diucapkan atau dilafalkan dengan jelas.
b.         Tekanan keras lembutnya pengucapan. Kata-kata yang diucapkan dengan tekanan keras atau lembut adalah kata-kata yang dianggap penting daripada kata-kata lain.
c.         Tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata dalam kalimat atau intonasi yang digunakan harus tepat.
d.         Tekanan cepat lambatnya pengucapan suatu kata dalam kalimat (tekanan tempo).
e.         Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) dan ekspresi wajah (mimik) yang sesuai dengan karakter atau watak tokoh yang diperankan.
f.          Melalui mimik dan gerak tubuh pemain juga harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami tokoh yang diperankan. Misalnya kegembiraan, kejengkelan, kejemuan, dan kesedihan.
g.         Watak tokoh dalam drama terlihat dalam percakapan antartokoh.

Dalam percakapan itu tergambar sifat dan tingkah laku setiap tokoh. Dari kata-kata dan gerak-geriknya tergambar watak jahat, baik hati, pemarah, pendendam, jujur, sabar, atau yang lainnya.
Jika akan memerankan drama, Kita harus menjiwai watak tokoh. Lakukan hal-hal berikut agar dapat menjiwai watak tokoh dengan baik.
1.         Membaca naskah drama, khususnya pada tokoh yang akan diperankan secara berulang-ulang.
2.         Mengamati orang-orang yang memiliki watak yang mirip dengan tokoh yang hendak diperankan.
3.         Jika tidak ada, pemain dapat melihat foto-foto, cerita, sejarah, atau sumber lain yang dapat mendukung karakter tokoh.
4.         Berlatih memerankan tokoh sesuai dengan karakternya, baik tokoh antagonis maupun tokoh protagonis.

1 komentar:

  1. Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
    selltiket.com
    Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
    CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

    Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??
    Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
    Bergabung segera di agen.selltiket.com

    INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :
    No handphone :082276603391
    PIN : 5364257d

    BalasHapus

Como Baixar